Psychedelic Pointer


Sabtu, 30 Agustus 2014

TUGAS BAHASA INDONESIA
MENGALISIS UNSUR INTRINSIK
DAN SINOPSIS

NOVEL YANG BERJUDUL

Ayat Ayat Cinta

========================================================================


Oleh :
Nabila Azzahra Tiara Diska
KELAS : VIII-B / NO. ABSEN : 29

SMP NEGERI 10 SURABAYA
KUPANG PANJAAN V/2
2014




Unsur-unsur Intrinsik Novel
·        Tema                    :
Perjuangan

·        Alur                       :
Alur maju, karena menceritakan tentang masa kedepannya

·        Amanat                 :
Semakin tinggi sesuatu yang telah kita capai (kesuksesan) semakin banyak pula rintangannya

·        Tokoh                   :

o   Tokoh Utama
1.      Fahri               : rajin, pintar, sabar, terencana, ikhlas, ulet, sholeh, penolong, menghargai waktu, sederhana, s=disiplin
2.      Nurul              : baik, sholeha, rajin, pintar, pemalu, emosi, tidak membeda-bedakan orang
3.      Maria              : ceria, suka bergurau, rajin, pintar, manis, tertutup, fisiknya lemah
4.      Aisha               : sabar, terencana, ikhlas, sabar, baik, orangnya lembut, sholeha, seba mewah
5.      Noura             : pintar, pendiam, tertutup, kejam, emosi, sulit ditebak

o   Tokoh Pembantu
Saiful, Rudi, Hamdi                           : baik, suka menolong, suka bercanda, pintar
 Tuan Boutros (ayah Maria)             : baik hati, ramah, suka menolong
 Madame Nahed (Ibu Maria            : suka menolong, ramah, baik
Syaikh Ustman ( Guru Besar Fahri) : sholeh, pintar baik hati, suka menolong, ramah, disiplin
Syaikh Ahmad (Dosen Fahri di Al-Azhar) : baik, ramah, tidak memandang orang dari segi apapun, pintar
Ustad Jalal (Paman Nurul) dan istinya : baik, suka menolong, ramah, tidak sombong
Eqbal dan Istinya (Paman dan bibi Aisah) : suka menolong, baik, ramah, tidak membanding-bandingkan orang
 Amru ( Pengacara)                           : rela berkorban, suka menolong, baik
Magdi (polis)                                     : suka menolong, tegas, displin, baik
(adik Maria)               : baik, suka menolong, ramah, rajin                      
Bahadur (ayah Noura) dan kakak Noura    : jahat, suka menyakiti orang, tidak tahu malu, suka berteriak-teriak
·        Latar / setting       :
Mesir, Universitas Al-azhar, flat, Masjid, Restoran, Metro, Penjara, Rumah sakit, Alexandria.

·        Gaya Bahasa         :
Resmi (Indonesia, Arab, Inggris, Jerman

·        Sudut Pandang      :
Aku sebagai orang pertama

Sinopsis “Ayat Ayat Cinta

Judul                    : Ayat Ayat Cinta
Penulis                  : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                : Penerbit Republika, Pesantren Basmala Indonesia
Tahun terbit          : 2008
Jumlah Halaman    : 420 halaman


Seorang laki-laki bernama fahri  sedang menempuh kuliahnya S.2 jurusan pascasarjana untuk meraih gelar masternya di Universitas Al-Azhar. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia, yaitu Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Ketika akan melakukan perjalan ke Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima ujung utara kota Cairo untuk talaqqi di Syaikh Ustman, Maria memanggil Fahri dan ia titip untuk dibelikan 2 keping disket. Maria adalah puteri sulung Tuan Boutros. Maria juga tetangga satu flat Fahri, yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran bahkan ia juga hafal surat Al-Maidah dan surah Maryam.
Di dalam metro Fahri tidak mendapatkan tempat duduk. Ia berkenalan dengan seorang pemuda Mesir bernama Ashraf yang juga seorang Muslim. Mereka bercerita banyak hal. Beberapa menit kemudian ada tiga orang bule berkewerganegaraan Amerika (2 perempuan dan 1 laki-laki) naik ke dalam metro. Salah satu perempuan itu adalah seorang nenek yang kelihatannya sangat lelah dan membutuhkan tempat duduk. Akhirnya gadis bercadar bernama Aisha memberikan tempat duduknya kepada nenek tersebut.
Perdebatan mulai terjadi. Aisha hanya terdiam dan menangis mengetahui dirinya dirinya dihina banyak orang. Kemudian Fahri berusaha untuk meredakan perdebatan. Suatu ketika keluarga Pak Boutros mengajak Fahri dan teman-temannya untuk makan malam di tepi sungai Nil kebanggaan kota Mesir karena hadiah yang diberikan Fahri dan teman-temannya, Madame Nahed meminta Fahri untuk mengajak Maria berdansa karena Maria tidak mau di ajak berdansa. Fahri menolaknya dengan alasan Maria bukan mahramnya.
Fahri juga mempunyai tetangga Si Muka Dingin, Bahadur. Ia bersikap kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya Madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur dan istrinya mempunyai tiga orang putri, Mona, Suzanna, dan Noura. Mona dan Suzanna berkulit hitam namun tidak halnya dengan Noura, dia berkulit putih dan berambut pirang.

Suatu malam Bahadur menyeret Noura ke jalanan dan punggungnya penuh dengan luka cambukan karena ia tidak mau menuruti apa kata Bahadur. Fahri meminta bantuan Maria. Malam itu Noura menginap di rumah keluarga Boutros. Besoknya Fahri membawa Noura untuk menginap di rumah Nurul. Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan Madame Syaima. Akhirnya benar, Noura bukanlah anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Sekarang Fahri terfokus pada ujian yang sangat menentukan. Jika proposal tesisnya ditolak maka ia harus menunggu setengah tahun lagi untuk mengajukan proposal tesis baru.

Aisha mulai jatuh cinta pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal yang juga teman Fahri saat I’tikaf di Masjid Halmeya Zaitun tahun lalu. untuk menjodohkannya dengan Fahri. Aisha telah mengenal Fahri dan Fahri juga telah mengenalnya. Eqbal banyak cerita tentang keluarganya. Fahri pun telah cerita banyak pada Eqbal. Tentang keluarganya yang miskin. Tentang bagaimana Fahri datang ke Mesir dengan menjual sawah warisan kakek. Harta satu-satunya yang dimiliki keluarga. Tentang awal-awal di Mesir yang penuh derita. Tak ada beasiswa. Tak ada pemasukan. Melalui bantuan Syaikh Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.

            Kira-kira setengah jam sebelum adzan ashar berkumandang, Sarah Ali Faroughi, memberi tahu semuanya telah siap. Fahri minta tolong pada Eqbal agar bisa melihat wajah Aisha sebelum berangkat. Tepat saat adzan ashar berkumandang mereka sampai di masjid tempat akad nikah akan dilangsungkan. Sudah banyak teman-teman mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Turki yang sampai di sana. Aisha dan dua bibinya langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Ustman, Syaikh Prof. Dr. Abdul Ghafur Ja’far, Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan beberapa syaikh Mesir yang diundang Syaikh Ustman duduk dengan khidmat tepat di depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid. Rupanya saat shalat Jum’at tadi telah diumumkan akan ada acara akad nikah antara mahasiswa Indonesia dan muslimah Turki, sehingga orang Mesir yang ada di sekitar masjid penasaran dan masjidpun penuh. Fahri duduk di sebelah kanan Akbar Ali.

            Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencintai Fahri. Namun terlambat, Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Malang benar nasib Nurul. Fahri dan Aisha memutuskan untuk berbulan madu di flat pinggir sungai Nil.

Sepulang dari bulan madunya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur ke Hargada. Begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria sangat terpukul.

Kebahagiaan Fahri dan Aisha tidak bertahan lama, karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Fahri dibawa ke markas polisi Abbasca. Fahri diinterogasi dan dimaki dengan kata-kata kotor. Fahri dituduh memperkosa Noura hingga hamil hampir tiga bulan. Noura sakit hati saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungannya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa, karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari tuduhan-tuduhan yang di tujukan pada kliennya. Fahri pun harus mendekam di penjara selama beberapa minggu. Fahri juga merasa gelisah dan bingung karena terus memikirkan nasib istrinya di luar sana.

Satu-satunya saksi kunci yang kuat dan dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu, yaitu malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam di mana Fahri memperkosa dirinya. Maria sedang lemah tak berdaya. Hatinya teramat sakit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Itu membuatnya jatuh sakit. Jalan satu-satunya agar Maria bangun kata dokter adalah menyentuhnya dan mendengar suara Fahri. Aisha juga mendukungngnya karena jika Maria tidak bangun, Fahri akan di hukum gantung karena tidak mempunyai bukti yang kuat. Aisha juga mengatakan kalau ia tak mau kelak anaknya lahir tanpa Ayah. Atas desakan Aisha, Fahri pun yang semula tidak mau  menikahi Maria akhirnya mau. Pernikahan itu berlangsung di rumah sakit. Aisha berharap dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Aisha berharap agar harapannya menjadi kenyataan.    

            Beberapa menit kemudian akhirnya Maria dapat membuka matanya dan bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Pada saat menahan emosi dipersidangan Maria pingsan seketika dan langsung di bawa ke rumah sakit. Akhirnya Fahri pun terbebas dari tuduhan keji Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu. Takbir bergemuruh di ruang pengadilan itu dilantunkan oleh semua orang yang membela dan simpati kepada Fahri. Seketika Fahri sujud syukur kepada Allah Swt. Aisha memeluk Fahri dengan tangis bahagia tiada terkira. Paman Eqbal dan Bibi Sarah tidak mampu membendung airmatanya. Syaikh Ahmad dan Ummu Aiman juga sama. Satu persatu orang Indonesia yang ada di dalam ruangan itu memberi selamat kepada Fahri.

            Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya kepada Fahri. Fahri memaafkan Noura. Terungkaplah bahwa ayah dari bayi dalam kandungan Noura adalah Bahadur. Noura tidak mau mengaku kalau yang menghamilinya adalah Bahadur karena ia sangat benci kepada Bahadur. Akhirnya ia menjawab Fahri karena ia pikir Fahri akan menikahinya. Dengan kebaikan Fahri memaafkan Noura. Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak.


Maria bermimpi bahwa ia melihat surga. Ia tak diijinkan masuk dengan alasan ia tak mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Akhirnya Maria bangun dengan hati gelisah. Maria berkata bahwa ia ingin masuk surga. Maria ingin berwudhu karena ia masih mencium wangi surga, lalu Aisha dan Fahri membantu Maria untuk berwudhu. Setelah itu Maria mengatakan dua kalimat syahadat. Dan kemudian mata Maria tertutup rapat. Saat itu juga Fahri memeriksa nafas dan denyut nadi Maria.  Ternyata Maria telah meninggal dunia. Alangkah beruntungnya Maria menjadi mu’alaf sebelum ia meninggal dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar