KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka pembuatan Kliping
Kimia Bertema Bahaya Zat Aditif Dalam Makanan. Pembuatan Kliping Kimia ini
sebagai bentuk pertanggung jawaban atas tugas kami di sekolah. Kami juga
berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan Kliping ini
Akhir kata kami mengharapkan saran, kritik
serta arahan dari semua pihak demi kesempurnaan pembuatan Kliping Kimia Bertema
Bahaya Zat Aditif Dalam Makanan. Semoga
Kliping ini bisa memberi manfaat bagi semua. Atas perhatian dan kerjasama dari
semua pihak kami ucapkan terima kasih.
Surabaya, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………….. 1
DAFTAR ISI ………………………………………… 2
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………… 3
1.1. Latar Belakang ………………………………..
3
1.2 Tujuan ……………………………………….. 3
BAB 2 ISI…………………………………………….. 4-14
2.1
PERUMUSAN MASALAH ………………… 4
2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN ………………
4-14
BAB 3 KESIMPULAN ……………………………... 15
PENUTUP…………………………………………… 16
DAFTAR PUSAKA…………………………………. 17
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Makanan sehat tentu banyak. Namun sepertinya kita
perlu memilih dengan jelih juga ,kita harus menentukan makanan mana yang aman
untuk kita konsumsi. Misal saja tahu, ikan , sayur-sayuran, buah-buahan, saos,
kerupuk, dsb. Makanan yang mulanya layak kita konsumsi menjadi tidak layak di
konsumsi karena adanya penambahan zat-zat kimia berbahaya di dalamnya. Tentunya
jarang penjual yang tahu takaran yang aman untuk penambahan zat-zat kimia
didalam makanan tersebut.
1.2
Tujuan
Tujuan membuat Klipping :
1)
Akan
mengulas tentang kandungan zat aditif pada makanan sehari-hari.
2)
Supaya
mereka diluar sana yang belum tahu akan makanan yang mereka konsumsi saat sini
sehat atau tidak.
3)
Menyadarkan
para penjual agar tidak menambahkan zat-zat kimia berbahaya pada makanan yang
akan mereka jual
4)
Agar
masyarakat bisa membedakan makanan mana yang layak untuk dimakan
5)
Untuk menekankan
kepada masyarakat betapa pentingnya menerapkan pola hidup sehat
BAB 2. ISI
2.1.
PERUMUSAN MASALAH
Di era modern saat ini, banyak makanan yang kita makan
sehari-hari itu belum tentu aman. Makanan yang tidak aman untuk di makan
disebabkan adanya kandungan zat aditif dalam makanan. Makanan yang sering di
tambahkan zat aditif diantaranya adalah nasi,tahu,tempe,ikan,buah-buahan,sayur-sayuran,dsb.
2.2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke
dalam makanan untuk membuat makanan lebih menarik. Zat aditif yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain. Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif
yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe,
gula aren, dan asam.
2. Zat Aditif Sintetis ( Buatan )
Zat aditif sintetis merupakan zat yang
dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia
ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif
terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat
aditif sintetis di antaranya : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin,
dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika
dibandingkan dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif
sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses
kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap
tubuh konsumen. Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan
di antaranya:
a) Meningkatkan kandungan gizi pada
makanan.
b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap
terlihat segar.
c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
d) Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat
menarik.
e) Memberikan rasa sedap pada makanan.
f) Memberikan aroma yang khas pada makanan.
Berikut
adalah zat-zat aditif yang sering ditambahkan pada makanan :
1. Pengawet
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Formalin
|
Buatan
|
Berbahaya
|
2
|
Garam Dapur
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Bawang Putih
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
4
|
Boraks
|
Buatan
|
Berbahaya
|
2. Pewarna
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Kunyit
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Daun Suji
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Eritrosin
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4
|
Tartazine
|
Buatan
|
Berbahaya
|
3. Pemanis
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Gula Aren
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Madu
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Sakarin
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4
|
Aspartam
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4. Penyedap
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
MSG
|
Buatan
|
Berbahaya
|
2
|
Cengkeh
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Merica
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
4
|
Lengkuas
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
5. Antioksidan
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Lesithin
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Vitamin C
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
BHA
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4
|
BHT
|
Buatan
|
Berbahaya
|
6. Penambah
Nutrisi
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Kalsium
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Vitamin D
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Vitamin B1
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
4
|
Garam dapur
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
7. Penambah
Aroma
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Etil Butirat
|
Buatan
|
Berbahaya
|
2
|
Amil Valerat
|
Buatan
|
Berbahaya
|
3
|
Vanili
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
4
|
Daun Jeruk
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
8. Pengatur
Keasaman
No
|
Nama Bahan
|
Alami/Buatan
|
Ramah Lingkungan/Berbahaya
|
1
|
Asam Cuka
|
alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Jeruk Nipis
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Asam Laktat
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4
|
Asam Sitrat
|
Buatan
|
Berbahaya
|
Contoh makanan sehari-hari yang mengandung
zat aditif yang berbahaya
1.
Nasi
Klorin (pemutih) nasi (beras yang
sudah dimasak)
Ada beberapa pemutih pangan yang lazim
digunakan yaitu nitrogen dioksida (NO2), nitrosil khlorida (NOCl), khlorin
dioksida (ClO2). Masing-masing mempunyai daya pengoksidasi yang tinggi,
sehingga tidak bisa digunakan sebagai BTM (Bahan tambahan makanan) mamin
(makanan minuman) berlemak, karena akan memicu ketengikan.
Khusus untuk khlorin sebenarnya
merupakan salah satu unsur anorganik yang harus ada dalam tubuh sebanyak 0,15
persen dari berat, untuk membentuk jaringan tubuh, organ, dan sistem tubuh.
Sementara itu khlorin (yang berfungsi sebagai pemutih) berupa gas, sehingga
pada saat tepung diolah menjadi makanan, karena adanya pengaruh panas, maka gas
akan hilang. Demikian pula khlorin yang kemungkinan ‘terjebak’ dalam beras
adalah khlorin retensi. Artinya, bila beras dicuci, maka khlorin akan ikut
dengan air pencuci, sehingga nasi yang dihasilkan, bebas khlorin.
Yang harus mendapat perhatian sebenarnya
adalah, bagaimana sintesis khlorinnya, apakah khlorin disentesis dari bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan atau tidak. Bila ditengarai berbahaya, maka
tidak boleh digunakan untuk BTM.
2.
Ikan
Ikan
berformalin formalin
(pengawet mayat)
Dalam
memasak ikan, sangat disarankan untuk memilih ikan yang benar - benar segar dan
alami (tidak mengandung bahan kimia seperti formalin). Di samping rasanya yang
lebih nikmat, kandungan proteinnya pun akan lebih sempurna. Namun, masih banyak
orang yang belum bisa membedakan mana ikan segar dan mana yang sudah tidak
segar alias busuk. Dan, banyak pula orang yang tak bisa membedakan antara ikan
segar alami dan ikan segar berformalin.
Ciri - Ciri Ikan Segar :
• Warna kulit terang
dan cerah
• Daging ikan terasa keras
bila ditekan.
• Mata jernih,
menonjol, dan cembung.
• Sisik ikan melekat
kuat, mengkilap, dan masih banyak yang utuh.
• Insang berwarna
merah.
• Sirip kuat
• Kulit dan daging
ikan tidak mudah robek, terutama pada bagian perut.
• Tidak berbau busuk.
Ciri - Ciri Ikan
Segar Berformalin :
• Tidak ‘rusak’
hingga 3 hari pada suhu kamar (20 – 25 Derajat Celcius).
• Warna insangnya
merah tua, tidak cerah, dan suram.
• Tidak dihinggapi
lalat. Ciri Ikan Asin atau Udang Kering Berformalin :
•
Tidak ‘rusak’ hingga lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (20 – 25 Derajat Celcius).
• Tidak dihinggapi
lalat.
• Warnanya bersih
cerah, tetapi tidak berbau khas ikan asin atau udang kering.
3.
Kerupuk
Kabar yang beredar di internet menyebutkan kerupuk yang berbahaya akan menyala
saat dibakar. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tidak perlu
dibakar pun kerupuk berbahaya akan menyala. Bukan nyala api tentunya, tetapi
nyala dari pendar warna atau fluoresensi.
"Warnanya ngejreng, berpendar atau berfluoresensi," kata Kepala BPOM Lucky S Slamet saat menjelaskan ciri-ciri kerupuk berbahaya, usai pencanangan Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN-WOMI) di Kantor BPOM, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Menurut Lucky, kerupuk dengan ciri-ciri warna ngejreng menunjukkan bahwa kerupuk tersebut mengandung bahan pewarna berbahaya misalnya Rhodamin-B. Sebagian dari bahan tersebut merupakan karsinogen atau penyebab kanker sehingga tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran dalam makanan apapun termasuk kerupuk. Kerupuk dengan bahan pewarna berbahaya banyak ditemukan dalam keseharian. Sulit dikontrol karena dibuat oleh industri kecil, dijual kiloan atau curah sehingga banyak yang tidak punya izin. Dan celakanya, biasanya justru kerupuk warna-warni seperti ini yang banyak digemari karena renyah dan rasanya gurih.
Mengenai isu kerupuk yang digoreng dengan minyak mengandung plastik, Lucky mengatakan sejauh ini BPOM belum pernah menemukan. Ia meminta masyarakat bisa memilah antara informasi yang benar dengan informasi yang hanya meresahkan. Menurutnya, informasi soal kerupuk mengandung plastik termasuk yang meresahkan karena belum pernah ditemukan BPOM.
"Kerupuk itu kalau dibakar, karena mengandung minyak, pasti akan menyala. Semua yang mengandung minyak kalau dibakar akan menyisakan bekas seolah-olah mengandung plastik. Dan kami telah menguji, hasilnya tidak ada (kandungan plastik)," kata Lucky.
Sebagaimana diberitakan detikHealth sebelumnya, kerupuk mengandung 75 persen tapioka. Bahan tersebut jika dibakar akan menjadi karbon atau arang sehingga tampak gosong. Dan karena 18 persen minyak yang dipakai untuk menggoreng akan terserap, maka kerupuk akan menjadi seperti sumbu lampu minyak yang akan menyala jika dibakar.
Kerupuk yang digoreng dengan minyak yang dicampur plastik sejauh ini memang belum ditemukan BPOM. Namun bila ada makanan yang terkontaminasi plastik, menurut dr Andhika Rachman, SpPD, FINASIM, ahli kanker dari RS Dharmais, masuk ke pencernaan susah diserap dan mengendap dalam tubuh. Pada tahap awal bisa menyebabkan iritasi, tapi lama-lama juga bisa memicu mutasi dan menyebabkan kanker.Dr Andhika menuturkan kanker yang diakibatkan makanan berplastik atau bahan-bahan berbahaya lain mungkin baru muncul 10 - 15 tahun setelah terpapar. Tapi yang lebih dikhawatirkan adalah keberadaan bahan berbahaya di dalam tubuh yang bisa mengganggu proses pencernaan.(dtc/ARS)
"Warnanya ngejreng, berpendar atau berfluoresensi," kata Kepala BPOM Lucky S Slamet saat menjelaskan ciri-ciri kerupuk berbahaya, usai pencanangan Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN-WOMI) di Kantor BPOM, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Menurut Lucky, kerupuk dengan ciri-ciri warna ngejreng menunjukkan bahwa kerupuk tersebut mengandung bahan pewarna berbahaya misalnya Rhodamin-B. Sebagian dari bahan tersebut merupakan karsinogen atau penyebab kanker sehingga tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran dalam makanan apapun termasuk kerupuk. Kerupuk dengan bahan pewarna berbahaya banyak ditemukan dalam keseharian. Sulit dikontrol karena dibuat oleh industri kecil, dijual kiloan atau curah sehingga banyak yang tidak punya izin. Dan celakanya, biasanya justru kerupuk warna-warni seperti ini yang banyak digemari karena renyah dan rasanya gurih.
Mengenai isu kerupuk yang digoreng dengan minyak mengandung plastik, Lucky mengatakan sejauh ini BPOM belum pernah menemukan. Ia meminta masyarakat bisa memilah antara informasi yang benar dengan informasi yang hanya meresahkan. Menurutnya, informasi soal kerupuk mengandung plastik termasuk yang meresahkan karena belum pernah ditemukan BPOM.
"Kerupuk itu kalau dibakar, karena mengandung minyak, pasti akan menyala. Semua yang mengandung minyak kalau dibakar akan menyisakan bekas seolah-olah mengandung plastik. Dan kami telah menguji, hasilnya tidak ada (kandungan plastik)," kata Lucky.
Sebagaimana diberitakan detikHealth sebelumnya, kerupuk mengandung 75 persen tapioka. Bahan tersebut jika dibakar akan menjadi karbon atau arang sehingga tampak gosong. Dan karena 18 persen minyak yang dipakai untuk menggoreng akan terserap, maka kerupuk akan menjadi seperti sumbu lampu minyak yang akan menyala jika dibakar.
Kerupuk yang digoreng dengan minyak yang dicampur plastik sejauh ini memang belum ditemukan BPOM. Namun bila ada makanan yang terkontaminasi plastik, menurut dr Andhika Rachman, SpPD, FINASIM, ahli kanker dari RS Dharmais, masuk ke pencernaan susah diserap dan mengendap dalam tubuh. Pada tahap awal bisa menyebabkan iritasi, tapi lama-lama juga bisa memicu mutasi dan menyebabkan kanker.Dr Andhika menuturkan kanker yang diakibatkan makanan berplastik atau bahan-bahan berbahaya lain mungkin baru muncul 10 - 15 tahun setelah terpapar. Tapi yang lebih dikhawatirkan adalah keberadaan bahan berbahaya di dalam tubuh yang bisa mengganggu proses pencernaan.(dtc/ARS)
4.
Buah
Benarkah
buah-buahan impor dilapisi lilin agar lebih awet? Amankah buah-buah itu untuk
dikonsumsi?
Memang ada sebagian buah impor yang dilapisi lilin. Ciri buah-buahan yang dilapisi lilin, selain harganya lebih mahal (karena lapisan lilin yang dipakai harganya mahal), kulit luarnya juga terlihat lebih mengilap. Lapisan ini tidak akan larut, meski buah telah dicuci dengan air mengalir.
Lilin tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan dan langsung dibawa ke usus besar. Jika terkonsumsi berlebihan, dapat mengakibatkan diare. Lebih dikhawatirkan lagi bila yang digunakan bukan lilin berbahan alami, melainkan dari bahan petro yang tidak edible (tidak bisa dimakan) dan mengandung bahan karsinogen (pemicu kanker). Untuk amannya (meski akan mengurangi manfaat vitaminnya), sebaiknya kupas kulit buah sebelum dimakan.
Memang ada sebagian buah impor yang dilapisi lilin. Ciri buah-buahan yang dilapisi lilin, selain harganya lebih mahal (karena lapisan lilin yang dipakai harganya mahal), kulit luarnya juga terlihat lebih mengilap. Lapisan ini tidak akan larut, meski buah telah dicuci dengan air mengalir.
Lilin tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan dan langsung dibawa ke usus besar. Jika terkonsumsi berlebihan, dapat mengakibatkan diare. Lebih dikhawatirkan lagi bila yang digunakan bukan lilin berbahan alami, melainkan dari bahan petro yang tidak edible (tidak bisa dimakan) dan mengandung bahan karsinogen (pemicu kanker). Untuk amannya (meski akan mengurangi manfaat vitaminnya), sebaiknya kupas kulit buah sebelum dimakan.
5.
Mie instant
Mie instan, mungkin semua orang indonesia sudah tahu dengan salah satu
jenis makanan cepat saji ini, dan saya rasa anda semua tahu bahwa mie instan
merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan, mudah memasaknya, cepat
matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan enak (tersedia berbagai
pilihan rasa) dan yang terpenting adalah murah harganya. saat ini di indonesia
telah banyak produsen yang menyediakan Mie Instan, mulai dari yang sudah eksis
sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses Makmur dengan produk
andalannya Indomie, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru beberapa tahun lalu
baru meluncurkan produk Mie sedap nya tapi sekarang sudah bisa mengambil hati
para penggemar mie instan.
Tapi tahukah anda ternyata mie instan berbahaya bagi tubuh jika kita
terlalu banyak mengkonsumsinya? berikut ini sedikit ulasan mengenai bahaya mie
instan jika berlebihan memakannya.
Dalam proses pembuatan, mie instan yang mempunyai bentuk sangat panjang dilipat, digoreng, dan dikeringkan dengan oven panas. nah dalam proses penggorengan ini mie akan mengandung lemak. mie instan memang bahan bakunya adalah tepung, tapi dalam proses pembuatannya juga ditambahkan dengan minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine (pewarna kuning).
Dalam proses pembuatan, mie instan yang mempunyai bentuk sangat panjang dilipat, digoreng, dan dikeringkan dengan oven panas. nah dalam proses penggorengan ini mie akan mengandung lemak. mie instan memang bahan bakunya adalah tepung, tapi dalam proses pembuatannya juga ditambahkan dengan minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine (pewarna kuning).
Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain
misalnya karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat
yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu
bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan
tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.
Bumbu mie, misalnya garam, gula, cabe merah, bawang
putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG) serta bahan cita rasa
(rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggunakan additive. Belum lagi
stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bisa menyebabkan kanker.
KESIMPULAN
Ø Makanan yang kita konsumsi banyak mengandung
bahan aditif antara lain :
pemanis,pengawet,penyedap,pewarna,penyedab,antioksidan,penambah aroma,pengatur
keasaman,pemutih,dll
Ø Kita harus teliti dalam memilih makanan yang
akan kita konsumsi
Ø Penggunaan
zat aditif memberikan pengeruh cukup besar terhadapa kesehatan. Antara
lain menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit
Ø Sebaiknya kita menggunakan zat aditif alami
dalam makanan
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam kliping ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
kurangnya luasnya pengetahuan kami tentang materi ini. Kami hanya membuat tugas
dari sekolah kita yaitu SMP Negeri 10 Surabaya dan juga sekaligus memberi
informasi kepada pembaca tentang makanan sehat. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dan kurang dimengerti.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kami juga
berterima kasih kepada pembaca dan kami juga sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan kliping ini. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima di hati pembaca. J
DAFTAR PUSAKA
·
Yuliarti,N. 2007. Awas Bahaya Dibalik
Lezatnya Makanan. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar